Kamis, 26 Maret 2009

200 HA LAHAN SAWAH KECAMATAN BUGUL KIDUL SULIT IRIGASI

500 Petani Sering Gagal Panen
200 Hektare Lahan Mereka Sulit Irigasi

PASURUAN - Sejumlah 500 petani di empat kelurahan Kota Pasuruan mendatangi kantor pemkot siang kemarin. Mereka menuntut pemkot memberi perhatian pada buruknya urusan irigasi yang sering mengakibatkan panen tak menentu.

"Sudah beberapa tahun ini, kami kerap gagal panen. Saat musim kemarau sawah sulit dapat air. Tapi saat penghujan, justru sering kebanjiran," ungkap wakil ketua kelompok tani, Bashori.

Bashori mengadukan permasalahan itu kepada staf ahli bidang perekonomian Siti Nurjannah. Bersama Bashori, ada juga Hariyanto, Ketua Gabungan Perkumpulan Petani Pengguna Air (GP3A).

Keduanya berusaha mengungkapkan fakta tentang ratusan hektare sawah di wilayah kota yang tidak bisa dialiri air dengan baik. "Terus terang, sering kesulitan mengkomunikasikan masalah ini. Sebab, untuk mengaliri sawah kami, masih tergantung dengan aliran air dari wilayah Kabupaten Pasuruan," ungkap Bashori lagi.

Bashori mengutarakan, nasib pengairan sawah mereka bergantung pada welas asih juru pengatur air yang menguasai aliran air di sepanjang Sungai Petung.

Sebelum masa otonomi daerah lalu, mereka masih bisa lancar menyampaikan keinginannya mendapat aliran air yang cukup. Tapi sekarang ini, komunikasi itu dirasakan mandeg, karena teknisnya jadi lebih rumit.

Hariyanto, dari GP3A mengungkapkan, masalah itu sekarang sudah harus ditangani antar daerah. Mereka berharap ada perhatian pemkot, khususnya dinas terkait untuk membicarakan masalah tersebut.

"Jika selamanya begini, sampai kapan pun tidak akan ada pengairan yang dibutuhkan untuk sawah-sawah kami," tegasnya lagi.

Menurut Hariyanto, saat ini ada sekitar 200 hektare sawah yang terimbas mekanisme pengairan yang tidak teratur tersebut. Di antaranya tersebar di Kelurahan Bugul Kidul, Bugul Lor, Kepel, dan Tapaan. Semuanya masuk wilayah kecamatan Bugul Kidul.

Dari sekitar 200 hektare sawah yang ada, ada sekitar 500 petani yang mengalami masalah tersebut. Sekarang ini, menurut Hariyanto, petani sudah tidak tahu lagi harus mengadukan masalah mereka ke mana.

Atas pengaduan tersebut, Siti Nurjannah yang kemarin didampingi Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Asep Suryatna berusaha merespons. Mereka tampak mencatat beberapa poin yang dianggap sebagai sumber masalah kalangan petani.

"Ini akan menjadi catatan penting untuk segera ditindaklanjuti. Sebab, menyangkut masa depan nasib ratusan petani," ujar Siti Nurjannah.

Wajah mantan asisten II Pemkot Pasuruan itu tampak prihatin. Apalagi waktu mendengar keluhan petani tentang betapa seringnya mereka mengalami gagal panen. Apalagi di saat musim kemarau, mereka tidak pernah menerima informasi tentang rencana penutupan aliran air.

Namun, staf ahli bidang ekonomi ini berjanji masih akan melakukan kroscek ke lapangan untuk bisa mengetahui detail permasalahannya. (via/nyo)
(Sumber: http://www.jawapos.co.id)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar